Senin, 18 Maret 2013

Sejumlah Makanan Tradisional Cirebon Nyaris Hilang

CIREBON, (PRLM).-Sejumlah makanan tradisional Cirebon nyaris hilang dan mulai terdesak makanan modern. Pemerintah daerah baik Kota maupun Kabupaten Cirebon, diminta segera melakukan upaya-upaya yang seharusnya, dengan melindungi makanan tradisional agar tetap eksis.

Pemda Cirebon harus membuat upaya perlindungan, baik melalui peraturan daerah maupun kepemilikan hak paten.

Pasalnya, makanan tradisional merupakan bagian dari budaya Cirebon sehingga harus dijaga eksistensinya.

Menurut budayawan Cirebon, Nurdin M Noer, kalau pemda tidak bergerak cepat, dalam melindungi eksistensi makanan tradisional, dalam hitungan bulan, makanan tridisional Cirebon hanya akan bisa dibaca di buku-buku saja.

"Dari sekian banyak makanan tradisional, tinggal beberapa saja yang masih ada di tengah masyarakat. Itupun hanya di lokasi-lokasi tertentu," katanya Senin (18/3).

Makanan tradisional yang terancam hilang diantaranya serabi, geblog, dongkal, putu, dan banyak lagi lainnya.

Sedangkan yang masih bertahan eksis, seperti nasi jamblang, nasi lengko, docang dan empal gentong.

"Makanan tradisional lainnya hanya ada pada momen-momen tertentu, seperti acara pernikahan, selamatan, termasuk acara penyambutan tamu penting dari daerah lain atau kenegaraan," katanya.

Menurut Nurdin, ancaman terbesar dari semakin hilangnya makanan tradisional adalah serbuan makanan modern yang umumnya impor.

Menurut dia, desakan makanan impor membuat makanan tradisional memerlukan pembenahan. Dalam hal ini salah satunya melalui pengemasan praktis.

Diakuinya, hilangnya makanan tradisional memang bukan hanya karena serbuan makanan modern. Tetapi juga faktor dari makanan tradisional itu sendiri, misalnya proses pembuatan yang rumit, sifat makanan tradisional yang basah sehingga cepat basi dan kemasan yang mungkin kurang menarik.

"Makanya pemda perlu turun untuk ikut melestarikan, misalnya dengan membantu mencari solusi bagaimana kemasan praktis dan menarik yang membuat makanan tradisional tahan lebih lama dan bagus dilihat," tukasnya.

Dikatakan Nurdin, makanan tradisional merupakan bagian dari budaya Cirebon sehingga harus dijaga eksistensinya.

"Pemda Cirebon pun bisa mengupayakan perlindungan, baik melalui peraturan daerah maupun kepemilikan hak paten," katanya.

Salah satu yang bisa segera dilakukan yakni, mengadakan acara menikmati makanan tradisional, pada hari-hari tertentu secara rutin dan berkala.

"Pada kesempatan itu, bukan hanya bisa menikmati makanan tradisional, tetapi juga dengan mengenakan pakaian batik Cirebon dan bahasanya pun Cirebon," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon, Adin Imaduddin Nur, menjelaskan, makanan tradisional Cirebon rata-rata berkaitan dengan siklus kehidupan masyarakat.

Misalnya growol, olahan dari beras atau singkong yang dibentuk tumpeng dan di dalamnya diberi gula merah. "Growol dulu disajikan saat musim panen yakni gebengan atau ketika petani mengikat tanaman padi," jelasnya.

Namun sekarang makanan itu tidak lagi disajikan dalam tradisi tersebut. Growol tetap dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional.
Ada lagi klepon, yang dulunya disajikan sebagai bentuk doa agar cepat sembuh dari penyakit bisul.

Namun begitu, lanjutnya, ada pula makanan tradisional lain yang masih tetap hidup dalam tradisi, seperti bubur lolos, bubur merah dan putih. Keduanya terutama berkaitan dengan kelahiran anak.

"Makanan tradisional sesungguhnya masih tetap hidup di tengah masyarakat. Hanya saja, sebagian besar di antaranya telah berlaku umum," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat sekarang memang lebih kritis terhadap aspek higienitas, sedangkan makanan tradisional rata-rata kemasannya terkesan belum higienis.

"Tapi makanan tradisional tetap disukai. Di perkampungan masih banyak yang menjajakan sebagian makanan tradisional," ungkapnya.

Dikatakan dia, pemkot sudah melakukan upaya memperkenalkan makanan tradisional Cirebon, dengan mempromosikannya baik melalui leaflet maupun internet. (A-92/A-89)***

ibeng 18 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/227436
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar