Rabu, 20 Maret 2013

Kaum Urban Kelas Menengah Perkotaan Belum Anggap Parpol mampu Beri Peran

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

JAKARTA, (PRLM).-Kaum urban kelas menengah perkotaan masih belum menganggap partai politik mampu memberikan peran penting bagi kelangsungan hidup masyarakat.

Hal itu merupakan kesimpulan dari hasil survei Preferensi Kelas Menengah Urban terhadap Dinamika Politik Mutakhir yang dilansir Publica Research and Consulting, Rabu (20/3).

Direktur Riset Publica Research and Consulting Rahmadi T. Wiratama mengatakan, kaum urban cukup mengikuti perkembangan informasi politik di tanah air. Mereka memiliki sikap dan pilihan politik dalam memberikan pandangan pada perkembangan politik mutakhir.

"Dalam menilai partai politik, mereka beranggapan institusi itu tidak saja gagal melepaskan diri dari praktik KKN, tetapi juga tidak responsif terhadap kepentingan rakyat," kata Rahmadi.

Dalam pandangan lain di survei tersebut, responden juga menilai kinerja DPR tidak sesuai dengan tugas dan fungsi mewakili kepentingan rakyat.

Ada 84.1 persen responden yang menganggap keberadaan anggota DPR di legislatif lebih mewakili kepentingan partainya. "Mereka lebih dipandang sebagai 'kepanjangan tangan' partai politik," tuturnya.

Hanya 8.4 persen responden yang menganggap anggota DPR mewakili kepentingan rakyat.

Meskipun tidak mengunkapkannya secara terbukan, namun, pada kenyataannya sikap kaum urban kelas menengah itu tidak dapat dinilai sebagai apolitis.

Mereka misalnya, melihat kenyataan jika anggota dewan lebih berperan sebagai wakil partai politik ketimbang wakil rakyat.

"Anggota kelas menengah perkotaan ini juga tidak banyak menaruh sikap positif terkait dengan fungsi dewan di bidang penyusunan anggaran belanja, membuat Undang Undang, mengawasi jalannya pemerintahan, dan mewakili kepentingan rakyat," kata Rahmadi.

Konsistensi responden dalam memandang apriori parpol memuncak pada pilihan calon presiden. Dalam memilih capres, sebanyak 60 persen responden tidak mempertimbangkan parpol di belakangnya.

Bahkan, 22.2 persen responden lebih memilih capres dari kalangan profesional, ketimbang politikus yang hanya dipilih 10.4 persen responden.

"Pandangan semacam ini boleh jadi dilatarbelakangi oleh kondisi partai politik yang kurang memperoleh apresiasi positif dari sebagian besar anggota masyarakat," tuturnya.

Survei itu merepresentasikan suara anggota rumah tangga pemilik telepon residensial yang tersebar di 33 ibukota provinsi di Indonesia. Kerangka sampling survei itu berbasis pada buku telepon residensial yang diterbitkan oleh PT Telkom.

Pemilihan nomor telepon rumah tangga ditentukan secara acak sistematik, dengan jumlah sampel sebesar 1.300 orang. Adapun margin of error survei itu sebesar sekitar 2.8 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (A-196/A-89)***

ibeng 20 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/227753
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar