Rabu, 20 Maret 2013

Amendemen UUD 1945 Jangan Atas Dasar Kebencian

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

JAKARTA, (PRLM).- Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar menegaskan dengan sistem politik kepartaian dengan memberikan kewenangan yang besar pada DPR RI seperti sekarang ini, maka siapapun yang terpilih menjadi Presiden RI pada pemilu 2014, maka akan tetap tersandera oleh politik parlemen. Padahal, sistem politiknya adalah presidensial, namun faktanya serasa parlementer. Terbukti bukan saja dilecehkan, tapi sampai Wapres Boediono pun diteriaki 'maling' oleh DPR RI.

"Apa tega kita punya Wapres diteriaki maling? Maka, siapapun presiden terpilih dengan sistem politik sekarang ini, tetap akan tersandera dengan kewenangan DPR yang besar. Kita sedih dan sangat prihatin melihat semua ini," tandas Agum Gumelar yang juga Ketua Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) bersama Ketua Kelompok DPD di MPR RI Bambang Soeroso, dan Ketua Fraksi Gerindra MPR Martin Hutabarat dalam dialog kenegaraan "Urgensi Menata Sistem Bernegara" di Gedung DPD/MPR RI Jakarta, Rabu (20/3/13).

Agum mengaku, pihaknya tak mampu berbuat apa-apa kecuali berdoa, agar penyelenggara pemilu seperti KPU, Parpol, dan rakyat pemilih benar-benar dewasa dalam proses penyelenggaraan pemilu itu sendiri. "KPU diharapkan tak terpengaruh intervensi dari kelompok manapun, agar pemilu itu berlangsung dengan benar, demokratis, fair, adil, dan bertanggungjawab, " ujarnya.

Khusus parpol, Agum meminta sistem rekrutmen kader pemimpin itu secara dewasa. Kekhawatirannya terhadap ketidakdewasaan itu tampak dalam Pilkada di mana parpol hanya menargetkan bagaimana menang, tanpa merumuskan bagaimana selama kepemimpinannya tersebut bisa mensejahterakan rakyat, dan memajukan daerah.

"Karena hanya menargetkan menang, maka yang direkrut adalah artis, orang yang popular, dan pengusaha. Ini kan tidak mendidik rakyat. Untuk itu, rakyat harus dewasa dalam memilih pemimpin," pinta Agum. (A-109/A-88)***

ibeng 20 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/227712
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar