Rabu, 20 Maret 2013

Majelis Tinggi Partai Demokrat Tunjuk Ibas Sebagai Ketua SC KLB di Bali

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

JAKARTA, (PRLM).-Majelis Tinggi Partai Demokrat menunjuk Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) diangkat menjadi Ketua Steering Comitte (SC), sekaligus pengarah dan penanggung jawab acara pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Bali.

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menjadi Ketua Panitia KLB. "(Ketua panitia) Pak Max (Sopacua). Ketua SC Pak Ibas, sekaligus pengarah acara dan penanggung jawab," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik di Jakarta, Rabu (20/3).

Jero menjelaskan, pembentukan panitia pelaksana KLB Demokrat itu berlangsung Selasa (19/3) malam di Kantor DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta.

Sejumlah pengurus DPP Demokrat dan anggota Majelis Tinggi turut hadir dalam kegiatan tersebut, kecuali Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kemudian nanti, acaranya kita arahkan untuk yang sederhana pelaksanaannya, tidak hura-hura. Mudah-mudahan satu hari efektif selesai," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Komunikasi DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menyatakan tak pernah mencari muka kepada Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal itu diungkapkannya sebagai bantahan atas pernyataan Ruhut Sitompul yang menudingnya cari muka karena mengusulkan SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat. "Saya bukan tipe orang yang mencari muka, saya bukan tipe penjilat," kata Pasek.

Dia pun lantas menantang Ruhut agar menguji usulan yang disampaikannya soal AD/ART Partai Demokrat. Dia mengusulkan agar AD/ART Partai Demokrat kembali ke AD/ART saat kongres 2005 lalu, untuk mengatasi kemelut Demokrat.

Pasek mengaku, saat kongres yang digelar di Bali itu dilaksanakan dia bersama Marzuki Alie duduk di dalam pembahasan AD/ART. Karenanya, dia tahu persis perbandingan AD/ART hasil kongres 2005 dengan AD/ART hasil kongres 2010.

"Kemudian ketika kongres di Bandung, ada saya juga di dalamnya. Melihat fenomena yang ada dan melihat UU Pemilu itulah ide saya silakan diuji," ucapnya.

Dia mengungkapkan, AD/ART yang digunakan saat ini mengakibatkan gemuknya kepengurusan partai besutan SBY itu. Selain itu, para pengurus bebas untuk bersuara yang bisa berakibat terjadinya gesekan di internal partai.

"Semua dipaksakan yang terjadi 2,5 tahun nggak ada yang bisa mengendalikan. Kalau pengurusnya ramping lebih bisa dikendalikan," tuturnya. (A-194/A-89)***

dikdo 20 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/227744
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar