Kamis, 14 Maret 2013

Angkuy Lampiaskan Hobi Mengacak-acak Lagu

ISTIMEWA/"PRLM"

ISTIMEWA/"PRLM"

ANGKUY mengarsiteki pembentukan The Matilda Tortor.*

BANDUNG, (PRLM).- Anggung Suherman (Angkuy) bersama Ryan Adzani (Nobie) adalah otak di balik bebunyian toy instruments Bottlesmoker, yang musikalitasnya telah diakui di dalam dan luar negeri. Karena duo pop elektronik tersebut telah memiliki koridor musik sendiri, untuk melampiaskan hobi mengacak-acak lagu, Angkuy kemudian mengarsiteki pembentukan The Matilda Tortor, projek musik yang namanya bermakna anak kecil berkekuatan magis.

"Kalau lukisan mah, abstrak kali yah. Dibentuknya sih hampir bersamaan dengan Bottlesmoker. Kebetulan teman-teman yang lain juga tidak bisa mengekspresikan musiknya di bandnya masing-masing. Ketika kami sedang stres, iseng-iseng main bareng, semuanya diluapkan," tutur Angkuy, seusai The Matilda Tortor tampil di Bober Cafe, Jln. Sumatra, belum lama ini.

Alumnus Fikom Unpad ini merupakan sutradara The Matilda Tortor berperangkat keyboard, noise box, dan modulator. Biasa bermain di acara noise yang bukan panggung mainstream suatu pertunjukan, Angkuy kerap mengajak Tintus "Space and Misille" (gitar), Qori "Terapi Urine" (bas), Gomin "Pink Pony Club" (bas), dan Tonang "RMHR" (drum) untuk mendukung performanya. Meskipun The Matilda Tortor bersifat iseng, minialbum berisi empat lagu telah lahir pada 2011 dengan tajuk "Chicos Normales", yang berarti ekspresi ketidaknormalan.

Angkuy menyebutkan, The Matilda Tortor sedang menyiapkan minialbum kedua, hasil kolaborasi dengan pianist asal Filipina yang bernama Bianca Marbella. Pria kelahiran Bandung, 16 Juli 1985, ini menuturkan, mereka bertemu pada 2011 ketika Bottlesmoker tampil di Filipina. Bianca langsung langsung tertantang untuk featuring setelah mendengarkan karya The Matilda Tortor.

"Isinya ada lima lagu, tapi lebih minimalis. Ngok-ngek, ngok-ngek, tidak jelas. Saya banyak main speed. Saya juga menyanyi, tapi cuma suara auman. Sampai sekarang dia sudah menyelesaikan tiga lagu. Jadi, prosesnya itu dari saya. Saya ciptakan musik, lalu menjadi kerangka untuk diisi oleh Bianca. Saya harus menerima bumbu-bumbu dari dia, dia juga harus menerima kerangka musik dari saya," tutur jajaka yang mengaku menjadikan The Matilda Tortor sebagai topeng supaya sosoknya tetap samar ini. (A-203/A-147)***

anefcakep 14 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/226866
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar