Senin, 18 Maret 2013

Pembebasan Lahan Tol Cipali Masih Terkendala Akibat Penolakan

SUBANG, (PRLM).-Sejumlah warga di Kabupaten Subang menolak konsinyasi atau pengambilan ganti rugi pembebasan lahan di Pengadilan Negeri setempat untuk megaproyek pembangunan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Alasannya, harga yang ditawarkan tim appraisal terlalu rendah dibandingkan dengan harga pasaran.

"Masa harga tanah per meter persegi hanya 1/4 harga bawang per kg," kata Sucipto, salah seorang pemilik lahan pada sosialisasi hukum tentang pembebasan lahan Tol Cipali di Kantor Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Senin (18/3).

Sucipto mengaku memiliki lahan seluas 1,6 hektare di Desa Karangmukti, Kecamatan Cipeundeuy, dekat lokasi industri. Dia keberatan dengan harga penawaran yang hanya Rp 18.200 per meter persegi karena terlalu rendah dibandingkan dengan harga pasaran, yakni Rp 75.000 per meter persegi.

Sucipto meminta agar pemerintah memberikan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku di pasaran. "Kami tak ingin harga yang tinggi, hanya ingin harga yang sesuai," ucapnya.

Sucipto merupakan salah satu dari 42 warga di Subang yang menolak konsinyasi atas pembebasan lahan mereka. Luas lahan yang masih belum dibebaskan yaitu 13,6 hektare yang tersebar di 14 lokasi di Subang.

Ketua Tim Pengadaan Tanah (TPT) Jalan Tol Cikopo - Palimanan Eten Roseli mengatakan, pembebasan lahan di Subang sebagian sudah tuntas. Puluhan warga yang keberatan dengan harga ganti rugi, menurut dia, bisa mengajukan gugatan ke PN Subang.

"Jika masih keberatan dengan konsinyasi, urusannya bisa diselesaikan di pengadilan. Nanti di sana silakan dibantu pengacara untuk menyelesaikan persoalan hukumnya," ujar Eten.

Eten menuturkan, Subang menjadi daerah prioritas untuk pembebasan lahan. Pasalnya, Subang akan menjadi daerah pertama di jalur 116 kilometer tersebut, yang akan memiliki dampak positif.

"Dari kabupaten-kabupatan yang dilintasi jalan tol ini, Subang akan menjadi kabupaten pertama yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi setelah dibangunnya jalan tol ini," kata Eten.

Pembangunan jalan tol ini, dijelaskan Eten, dibangun untuk melancarkan roda perekonomian di Jawa Barat. Khususnya, jalan tol ini untuk melintasi kabupaten-kabupaten yang tidak dilintasi oleh jalur jalan nasional.

Pada kesempatan tersebut, Eten menyampaikan pesan dari Wapres RI Boediono yang mengharapkan pembebasan lahan di proyek nasional ini ditargetkan bisa selesai bulan April mendatang.

"Wapres ingin proyek ini tidak ada kegaduhan. Karenanya, Pak Wapres juga ingin soal pembebasan lahan ini April sudah beres meskipun ada proses hukum perdata di pengadilan negeri," kata Eten.

Dia mengatakan, proyek jalan tol yang menggunakan pinjaman sindikasi 21 bank nasional, lokal, dan internasional sebesar Rp 12.5 triliun ini, diharapkan bisa selesai pada 2014 nanti. Meskipun, tenggat waktu penyelesaian selama 30 bulan sejak Januari lalu.

"Kalau terlambat, investasi akan terganggu. Di samping itu, akan membebani pemerintah karena pembayaran kredit ke bank, total bunga selama sebulan ini sebesar Rp 120 miliar," katanya.

Megaproyek tol Cipali sepanjang 116 km itu nantinya akan menghubungkan Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, hingga Cirebon.

Pembangunan terdiri atas 6 seksi, terdiri atas ruas Cikopo-Kalijati, Kalijati-Subang, Subang-Cikedung (Indramayu), Cikedung-Kertajati (Majalengka), Kertajtati-Sumberjaya (Majalengka), dan Sumberjaya-Palimanan (Cirebon). (A-192/A-89)***

ibeng 18 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/227428
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar