Kamis, 14 Maret 2013

Hubungan Malaysia dan Filipina Semakin Memanas

LAHAD DATU, (PRLM).-Hubungan Malaysia dan Filipina semakin memanas saja pascaserbuan 200 penyusup dari Filipina Selatan ke Lahad Datu, Sabah pada 12 Februari 2013 lalu.

Lebih dari 70 orang tewas dalam konflik berdarah selama lebih dari sebulan terakhir ini. kedua belah pihak berseteru, pengikut Sultan Sulu asal Mindanao dan pemerinh Malaysia, tidak mau mengalah.

Mereka berkukuh dengan klaim masing-masing. Bagi pengikut Sultan Sulu, Sabah adalah wilayah syah mereka dan hal yang sama juga diklaim pemerintah Malaysia.
Namun, harus diakui, terkait konflik terirorial tersebut, Malaysia memang jauh lebih agresif.

Lihat saja, sejak insiden Sabah meletup, pemerintah Malaysia bukan hanya meningkatkan jumlah personilnya di Sabah, melainkan juga membuat sejumlah peraturan kontroversial.

Salah satunya, melarang jurnalis Filipina masuk ke Malaysia karena mereka dinilai tidak objektif saat meliput konflik Sabah.

Seperti dilaporkan laman inquirer.net, pemerintah Malaysia melalui Kemenhannya telah melarang jurnalis Filipina masuk ke Sabah.

Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menilai, jurnalis Filipina sering memutarbalikkan fakta untuk menguntungkan penyusup.

"Kami melarang jurnalis Filipina meliput insiden Sabah untuk mencegah tersebarnya informasi yang tak akurat," demikian pernyataan Kemenhan Malaysia.

Pernyataan Kemenhan itu dikeluarkan tak lama usai pemerintah PM Najib Rajak menyerukan seluruh media di Malaysia untuk menamakan para penyusup dari Filipina Selatan dengan sebutan teroris.

Pasalnya, seperti dikutip laman malaysiakini.com, aksi yang dilakukan para penyusup telah menyebabkan ketakutan dan teror di kalangan warga negara jiran.

Dalam artian, apa yang dilakukan penyusup setara dengan aksi terorisme yang dilakukan para teroris.

"Kami minta media berhenti untuk menyebut Jamalul Kiram III sebagai Sultan Sulu. Dia dan pengikutnya adalah teroris karena melakukan kekerasan di Sabah," kata Kepala Kabinet Malaysia Musa Aman.

Hal yang sama juga diserukan pejabat Malaysia lainnya, Wakil Kepala Kabinet, Ahmad Maslan. "Hentikan menyebut teroris tersebut sebagai pengikut Sultan Sulu. Juga tidak tepat menyebut warga Sulu bagian dari Sabah," kata Maslan. (A-133/A-89)***

dikdo 14 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/226917
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar