Sabtu, 16 Maret 2013

Tanpa Karakter, Indonesia Jadi Bangsa "Tempe"

PANDEGLANG, (PRLM).- Tokoh muda Moh Jumhur Hidayat menyatakan, Indonesia bisa menjadi bangsa "tempe" yang selalu kalah bersaing dengan kemajuan bangsa lain bila tanpa karakter. Untuk itu, pembangunan karakter sangat penting, memayungi dan menginspirasi pembangunan lain.

Demikian dikatakan Jumhur saat menjadi pembicara kunci pada seminar nasional bertajuk "Pemuda, Kepemimpinan, dan Tantangan Pembangunan" yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Banten, di Pandeglang, Banten, Sabtu (16/3/13).

Jumhur yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menegaskan bangsa ini tidak bisa lepas dari sejarah sebagai bangsa yang berkarakter pejuang.

"Bangsa ini merdeka bukan diberi tetapi merebut dari penjajah dengan cucuran darah dan air mata, jutaan rakyat meninggl demi kemerdekaan," kata mantan aktivis era 1980-an yang sempat dipenjara tiga tahun oleh rezim Orde Baru menyusul unjuk rasa 5 Agustus 1989 di Institut Teknologi Bandung (ITB) menolak kehadiran Mendagri Rudini di kampus itu.

"Karakter yang hebat harus ditanam oleh seluruh generasi bangsa terlebih pada pemuda. Bangsa ini harus menjadi bangsa unggul tak mau ditindas, menunduk-nunduk dari bangsa lain. Kita bisa jadi bangsa tempe tanpa karakter," katanya.

Ia menegaskan istilah "knowledge is power but character is more" bahwa pengetahuan merupakan kekuatan tetapi karakter lebih daripada itu sehingga harus dipelihara dengan baik.

Karakter bangsa Indonesia yang kuat lainnya adalah persatuan dan gotong royong.
"Nasionalisme ini ada karena berbagai keunggulan daerah, kearifan lokal, keadiluhungan budaya daerah, bersatu tumbuh menjadi sebuah bangsa," katanya.

Dikatakan, rasa senasib sepenanggungan bangsa Indonesia sangat berbeda dengan bangsa-bangsa di kawasan Amerika Latin.

"Mereka sama-sama dijajah oleh Spanyol tetapi mereka merdeka sendiri-sendiri menjadi bangsa Bolivia, Venezuela, Honduras, Chili, Argentina, dan sebagainya. Sedangkan Indonesia dijajah Belanda dan merdeka tetap sebagai satu bangsa karena daerah-daerah bersatu padu merdeka sebagai satu bangsa," katanya.

Karakter yang kuat dari bangsa ini adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Ia minta mahasiswa dan generasi muda serta seluruh pemangku kepentingan bangsa untuk memelihara karakter bangsa dan mengatasi berbagai persoalan bangsa.

"Jangan sampai ada lag ironi, bangsa ini disebut bangsa agraris tetapi rakyat termiskin adalah petani, negara ini negara maritim tetapi rakyat tertinggal adalah para nelayan," katanya.

Ironi itu muncul karena negara ini salah urus bahkan "kufur nikmat" atau mengingkari kekayaan sumber daya alam dan tidak bersyukur dalam mengelola potensi alam secara baik.(A-78/A-89)***

ibeng 16 Mar, 2013


-
Source: http://www.pikiran-rakyat.com/node/227159
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar